Penerimaan Bea dan Cukai Capai Rp 167,6 Triliun di Semester I 2022
Jakarta - Akseptasi negara dari pos kepabeanan dan cukai capai Rp 167,6 triliun di semester I 2022. Salah satunya penggeraknya kegiatan import yang makin tinggi. Agen Slot Terpercaya
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menerangkan, aktualisasi akseptasi kepabeanan dan cukai telah sentuh 56,1 % dari sasaran yang telah dikoreksi dalam Perpres No. 98/2022. Angka ini tumbuh 37,2 % dibandingkan masa yang serupa tahun kemarin.
Cara Bermain Game Slot Online di King88bet
"Bea masuk tumbuh 30,5 %, cukai tumbuh 33 %, dan bea keluar tumbuh 74,9 %," kata Sri Mulyani diambil dari Belasting.id, Rabu (27/7/2022).
Sri Mulyani selanjutnya menguraikan akseptasi kepabeanan dan cukai. Pertama, bea masuk untuk semester I 2022 terkumpul sebesar Rp 23,12 triliun. Akseptasi bea masuk itu tumbuh 30,5 % secara tahunan.
Bea masuk tumbuh karena perkembangan import nasional lumayan baik. Ada banyak bidang yang lebih baik, yakni bidang perdagangan berbentuk gas dan kendaraan, bidang industri berbentuk barang prapabrikasi, dan bidang pertanian berbentuk import gula dan besi baja.
Ke-2 , aktualisasi akseptasi bea keluar pada semester I 2022 sebesar Rp 23,03 triliun. Angka itu tumbuh 74,9 % secara tahunan.
Sri Mulyani menjelaskan performa bea keluar dikuasai mahalnya harga komoditas semenjak awalnya tahun, dan volume export yang lebih baik, khususnya tembaga, CPO dan turunannya.
Ke-3 , aktualisasi akseptasi cukai hasil tembakau (CHT) pada semester I 2022 ini sebesar Rp 118 triliun atau tumbuh 33,3 %. Akseptasi CHT dikuasai peraturan biaya seimbang 12,9 % dan ada kenaikan pemesanan pita cukai pada Maret lalu sebagai mengantisipasi dari peningkatan PPN semenjak 1 April 2022.
Akseptasi pajak di semester I 2022 capai Rp 868,3 triliun. Angka ini sekitaran 58,5 % dari sasaran. Akseptasi pajak sanggup tumbuh positif karena perekonomian Indonesia mulai sembuh.
"Sampai Semester I akseptasi pajak capai Rp 868,3 triliun atau 58,5 % dari sasaran," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Pertemuan Jurnalis APBN KiTa, Jakarta, Rabu (27/7/2022).
Akseptasi pajak itu datang dari PPh nonmigas sejumlah Rp 519,6 triliun atau 69,4 %. Menurut dia ini perolehan yang hebat cuma dalam kurun waktu 1/2 tahun saja.
Selanjutnya dari posn PPN dan PPNBM sejumlah Rp 300,9 triliun atau 47,1 %. Lantas dari pos PBB dan pajak yang lain sejumlah Rp 4,8 triliun atau 14,9 % dari sasaran. Dan dari PPh migas capai Rp 43 triliun atau 66,6 %.
Komentar
Posting Komentar